Wednesday 21 September 2016

Seperti Air Mendidih


Waah...
Ternyata udah lama juga yah gua ga nulis di blog ini, gua kangen banget loh sama blog yang satu ini nih. Tempat gua curhat, menuangkan ide, dan berbagi cerita.

By the way, kalian masih inget gak dengan postingan gua tentang hobi Dari Patah Hati Sampai HobiSantai aja deh, gua gak bakalan ngomongin patah hati kok kali ini. Kalian juga udah pada capek kan bacain blog post yang isinya galau-galauan semua?

Gini nih ceritanya...

Waktu gua masih di sekolahan dulu, gua punya hobi ngegambar. Bukan gambaran yang selalu bagus banget sih, cuma gambar-gambar biasa aja. Nah, sebagai anak sekolahan yang alay dan eksis, gua suka banget fotoin gambar gua dan post ke instagram, mumpung waktu itu instagram lagi bener-bener booming.

As time goes by, 
Akhirnya gua sampailah kepada masa dimana gua ngerasa foto-foto yang gua post ke instagram udah kebanyakan, maka mulailah gua ngehapus satu persatu dari foto-foto itu, termasuk foto gambaran gua waktu sekolahan dulu. Diantara belasan gambar yang pernah gua post, sekarang gua cuma nyisain dua doang.

Tiba-tiba, beberapa hari yang lalu temen gua nanyain, "Kok skarang gua udah enggak ngegambar lagi?"

Yah, bukannya gimana sih, gua masih ngegambar kok, tapi gua yang skarang ternyata kalah banyak dengan gua yang dulu, gua yang skarang sama skali enggak PD dengan hasil gambaran gua. Entah kenapa, gua jadi enggak berani lagi post gambar gua sendiri. Simply karena gua ngerasa gambar gua gak bagus.

Besoknya, gua ketemu senior gua yang pintar gambar, gua ceritain aja ke dia apa yang gua ceritain ke kalian pada paragraf diatas.

Nah, jawaban dia lah yang menginspirasi postingan gua hari ini.


"Kenapa enggak lo post lagi leh?
Liat orang-orang diluar sana yang post karya-karya mereka sendiri.
Karya mereka bukan yang terbaik kan?
Tapi mereka nge-post itu karena mereka bangga akan apa yang mereka bisa capai.
Liat orang-orang yang post kue buatan mereka sendiri.
Kue itu bukan kue paling enak kan?
Bukan yang paling cantik juga.
Toh mereka tetep nge-post kok.
Singakatnya, kalo bukan kita yang bangga akan apa yang bisa kita capai, kalau bukan kita yang mengapresiasi apa yang kita lakukan, bagaimana kita bisa maju?"

Iyah guys. Setelah gua renungkan baik-baik, bener juga apa yang dibilang senior gua itu. Sering kali kita sama skali enggak menghargai apa yang mampu kita lakukan, apa yang mampu kita raih. Kita terlalu sibuk membanding-bandingkan hasil karya kita dengan hasil karya orang lain.
Kita terlalu sibuk memperhatikan semua kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan yang kita buat, dari pada bagaimana kesalahan-kesalahan itu malah ngebuat hasil karya kita khas dan unik.

"Belajar menggambar itu seperti menunggu air mendidih. 
Kira menaruh air pada teko, lalu meletakkannya diatas kompor dan menghidupkan kompor. 
Pada awalnya, tidak ada apa-apa yang terjadi pada air itu. 
Tidak ada perubahan untuk waktu yang lama. 
Kita seakan tidak melihat pengaruh api itu kepada air. 
Namun saat air itu akhirnya mendidih, tiba-tiba semua permukaan air langsung berbuih dan bergerak-gerak dengan hebat."

Begitu pula dengan kita belajar menggambar. Awalnya serasa tidak ada perubahan. Seakan semua latihan kita adalah sia-sia, namun pada suatu waktu yang pasti, sama seperti saat air mendidih, kita merasa kita bisa menggambar dengan baik. Segala  hal yang awalnya terasa sulit, tiba-tiba menjadi mudah.

Doing art is like boiling water, little by little, then all at once


Salam, FelicLicia

No comments :

Post a Comment