Serendipity - Erisca Feriani Novel Review

Judul : Serendipity

Penulis : Erisca Febriani

Penerbit : Inari

Penyunting : Adeliany Azfar, Gita Romadhona

Desainer Sampul : Indah Rakhmawati

Harga : Rp89.000

Tebal : 424 halaman

Terbit : Cetakan I - November 2016

ISBN : 978-602-74322-9-1

Dulunya, Arkan dan Rani adalah sepasang kekasih. Tiba-tiba, di sebuah taman kota, Arkan mengikrarkan bahwa mereka harus berpisah.

Dua bulan telah berlalu. Sekarang, meskipun mereka satu kelas, Arkan tidak pernah lagi menyapanya. Kadang, memang selucu itu; mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol tentang apa pun, kini bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan ‘hai’ atau ‘selamat pagi’.

Rani tahu Arkan membencinya. Rani tahu ini kesalahannya. Tapi Arkan seharusnya mendukungnya. Dia sedang berusaha bertahan hidup. 

Dengan segala kemampuannya, dengan segala perisai dan kekuatannya, Rani berusaha bertahan dan berdiri tegak.

---------------------

Sorry guys, udah lama juga gua ga nge review buku. Bukan berarti gua ga baca buku loh ya. Gua baca kok. Cumannya gua belom nulis reviewnya di sini.

Kali ini gua bakalan nge review novel karangan mbak Erisca Febriani yang berjudul Serendipity.

Jujur, ini buku pertama karangan mbak Erisca yang gua baca. Beda banget sama sebagian orang yang udah duluan baca Dear Nathan sebelum baca Serendipity, gua malah belom baca Dear Nathan dan udah duluan baca Serendipity.

Ini "buku" pertama, atau kalo lebih detail sih "novel" pertama yang gua selesain tahun ini. Gua udah baca habis buku ini awal Januari, tapi baru review sekarang.

-.-

-------------------------

Gak beda jauh dengan Dear Nathan, Serendipity juga mengambil latar kehidupan persekolahan anak SMA. 

Semuanya bermula dari Rani dan Arkan yang udah pacaran cukup lama. 

Rani cuma cewe biasa di sekolah dengan nilai pas-pasan. Rani juga lahir dan tumbuh ditengah keluarga yang perekonomiannya biasa-biasa aja.

Dan Arkan? Arkan adalah cowo dengan label "sempurna" melekat erat ke dirinya. Pinter, ganteng, dan lahir dari keluarga dengan perekonomian tinggi. Si cowo dingin yang bahkan nolak cewe paling cantik di sekolahan.

Siapa sangka, kalo keceriaan dan keusilan Rani yang akhirnya membuat Arkan tertarik?

Tapi suatu hari, Arkan mergokin Rani lagi di hotel bareng om-om, dengan posisi Rani pake baju seksi banget. Apa yang Arkan lakukan? Dia ngeluarin Hp dan foto apa yang diliatnya.

Hari itu juga Arkan mutusin Rani.

Dan dari situlah segala penderitaan Rani di sekolah bermula. Ada yang sebarin foto Rani dengan om-om di hotel itu ke temen-temen sekolah Rani. Udah pasti lah, satu sekolahan pada ngejauhin Rani dengan berbagai alasan.

Ada Lola, cewe yang ngeselin banget, yang suka banget sama Arkan, dan super duper benci sama Rani.

Ada juga Gibran, murid baru di kelas yang ganteng banget (Hehehe), ramah, dan sepertinya suka sama Rani.

Menurut gua, disamping fakta kalo Arkan itu pinter soal pelajaran, dia itu sebenernya plin plan banget. Dia seakan masih suka sama Rani, tapi dia ga mau denger penjelasasan Rani sama sekali dan milih buat jadi musuh Rani.

Setidaknya, itu yang gua pikirin di awal cerita.

Bahkan sampe pertengahan, gua masih penasaran apa pekerjaan Rani yang sebenernya, gua juga masih blank soal siapa sebenernya si "mas Andre" yang selalu Rani temenin, dan kenapa Rani ada di hotel itu malam-malam bareng "mas Andre". Pasalnya, Rani seakan menutupi semua kenyataan dari siapa pun, termasuk temennya sendiri, si Jean.

Gua sebenernya salut banget dengan ketegaran Rani.

Di akhir novel, gua bener-bener merasa kalo semua angan-angan dan tanggapan gua tentang setiap orang di novel itu banyak yang salah. Semuanya sama sekali ga seperti yang gua bayangkan.

Banyak yang ngereview di internet dan bilang kalo Serendipity lebih padat dari pada Dear Nathan. Well, gua belom baca Dear Nathan sih, tapi gua setuju dengan fakta kalo Serendipity memang padet banget novelnya.

Novel ini mengangkat masalah kehidupan yang jauh lebih mendalam dari pada cuma sekedar cinta-cintaan anak SMA.

Di akhir novel, gua menemukan fakta kalau nyaris semua aspek kehidupan Rani itu sebenernya saling berhubungan.

Ini novel bener-bener keren banget menurut gua, rasanya, setiap halamannya menyajikan kejutan demi kejutan. Baca novel ini serasa baca kebenaran demi kebenaran yang sedikit demi sedikit terkuak.

"Hiduplah seperti bunga dandelion.

Dandelion tidak secantik mawar,

tidak seindah lili, tidak seabadi edelweis.

Dandelion tidak memiliki mahkota yang membuatnya tampak menarik.

Dandelion juga tidak sewangi melati.

Tapi dandelion adalah bunga paling kuat.

Dia tetap bisa tumbuh di antara rerumputan liar, di celah batu.

Dandelion terlihat rapuh, tapi begitu kuat, begitu indah, begitu berani.

Berani menentang sang angin, terbang tinggi, begitu tinggi,

menjelajah angkasa sampai akhirnya tiba

di suatu tempat untuk dapat tumbuh membentuk kehidupan baru."

Serendipity ~ Erisca Febriani.

Salam, Felicia