Tuesday 22 August 2017

Apakah Kita Masih Punya Mimpi?


Beberapa bulan yang lalu, gua keluar buat jalan-jalan sama temen SMA gua. Berhubung gua TK, SD, SMP, dan SMA di tempat yang sama, gua udah kenal kebanyakan dari mereka untuk waktu yang lama. Waktu kami jalan-jalan, adik sepupu temen gua (beberapa tahun lebih muda dari kami) tanya ke kami, "Cita-cita kalian apa?"

Jawaban temen gua cuman singkat, padat, jelas, dan sebenarnya cukup menyedihkan.
"Kita udah kehilangan cita-cita."

Sedih sekali rasanya mengetahui kalau banyak dari kita sudah "kehilangan mimpi".

Sejak gua SMA, banyak banget temen-temen gua yang akhirnya harus "kehilangan cita-cita" atau "berubah haluan" dikarenakan berbagai alasan. Misalnya, temen-temen gua yang jago banget menggambar, akhirnya harus ambil jurusan bisnis yang tidak begitu dia sukai. Atau temen-temen gua yang suka banget musik, tapi harus ambil jurusam matematika.

Apakah itu artinya bertahun-tahun dari sekarang, gua bakalan liat temen gua yang dulunya begitu pandai melukis, berakhir di balik komputer, disebuah perusahaan yang memperkerjakannya, dan melakukan hal yang tidak ia sukai? Melakukan pekerjaan yang tidak ia cintai?


Ada berbagai hal yang membuat kita tidak memprioritaskan cita-cita atau mimpi kita.
Ntah karena orang tua kita melihat kalau cita-cita kita tidak menjanjikan, atau karena kita tidak percaya diri kalau kita akan berhasil, atau karena kita merasa kalau mimpi memang hanya sekadar mimpi, bukan untuk diraih.

Sering kali kita mendengar pada orang tua mengatakan..
Dulu sebenernya gua pingin jadi dokter, tapi ga punya biaya untuk ngelanjut.
Dulu sebenernya gua pingin jadi reporter, tapi orang tua gua ga setuju.
Dulu sebenernya gua pingin jadi arsitek, tapi gua rasa itu ga pantas buat cewek.
Dulu sebenernya gua pingin jadi pelukis, tapi pekerjaan itu sepertinya gak menjanjikan.
Dulu sebenernya gua pingin jadi musisi, tetapi itu sepertinya tidak realistis.

Dulu sebenernya gua pingin jadi............, tapi...........................................
Dulu sebenernya....................................., tapi...........................................
Dulu ......................................................., tapi...........................................

Di satu sisi, seakan-akan kita adalah korban keadaan yang memaksa kita untuk berhenti memperjuangkan keinginan kita. Di lain sisi, kita sedang menyalahkan keadaan atas keraguan kita dan ketidakinginan kita untuk berusaha.

Sering kali gua takut. Takut kalau suatu hari gua bakalan bilang pernyataan ini ke anak-anak gua, seakan gua bilang, "Nak, mama telah kehilangan mimpi." Mengajarkan kepada mereka kalau cita-cita ada bukan untuk diraih, namun hanya untuk dimiliki. Saat meraih cita-cita menjadi sebuah kesalahan.

Gua juga takut, bertahun-tahun dari sekarang, gua bakalan menyesal karena gua ga pernah mencoba apa yang seharusnya gua coba sewaktu gua masih muda.



Banyak dari kita yang memilih sesuatu yang tidak kita minati, atau membiarkan diri kira ditekan oleh keadaan dan berakhir di tempat yang bukan pilihan kita. Sama seperti temen-temen gua yang merelakan mimpi mereka karena keadaan.

Alasan apa aja sih?
Harus masuk universitas tertentu, ga peduli apakah universitas itu punya jurusan yang tepat atau enggak buat kita. Mungkin terdengar konyol. Tetapi hal ini terjadi saat gua masih di SMA. Banyak dari teman-teman gua yang pingin banget masuk universitas negri, tetapi tahu kalau persaingannya sangat ketat.
Akhirnya, mereka memilih jurusan yang tidak mereka minati. Mereka menurunkan standar.
"Asalkan masuk universitas negri." itu kata mereka.

Ada juga temen gua, atau mungkin gua sendiri, memilih jurusan berdasarkan prospek bisnis. Di Medan, pilihan yang kita miliki kalau mau masuk universitas swasta tidaklah banyak. Percayalah, hanya berkisar itu-itu saja.
Akhirnya, kita masuk dalam lingkaran, "Yang penting kuliah, jurusan apa juga ga penting." atau "Yang penting bisa kerja dan cari uang.".
Done. Itu saja.


“A dream doesn't become reality through magic; it takes sweat,

determination and hard work."

-Colin Powell


Pertanyaan yang gua miliki sebagai seorang mahasiswa adalah, apakah terjerat pilihan yang salah dan menyerah kepada keadaan artinya telah kehilangan harapan untuk punya mimpi?

Ditengah kesibukan harian kita, pekerjaan (delapan-jam-kerja-terus) dan kuliah (tugasnya-banyak-banget), apakah kita sudah benar-benar jauh dari diri kita yang bermimpi menggapai langit? Apakah kita tidak lagi punya kesempatan untuk berusaha?

Cobalah mengembalikan pertanyaan lain kepada diri kita sendiri.
Apakah kita cukup menginginkan mimpi kita, sampai kita rela melepaskan zona nyaman kita?
Apakah kita berani berusaha, bekerja lebih keran dari orang lain?
Apakah kita masih optimis kalau mimpi kita masih ada?
Bahkan..
Apakah kita masih punya mimpi?

Orang-orang suka bilang "YOLO" --- You Only Live Once , sebagai pengingat kita untuk menikmati hidup, melakukan hal-hal yang kita sukai.

Lebih dari itu, gua lebih suka "YOYO" --- You Only Young Once, supaya kita tidak berhenti meniti masa depan, mencoba hal-hal baru, mengejar mimpi, percaya kalau masa depan masih panjang. Disamping itu, juga harus menikmati hidup, karena banyak hal yang hanya bisa kita lalukan selagi kita muda.

Memang bener, "Ga ada kata terlambat" , tetapi ada juga ada pepatah "Lebih cepat lebih baik."




“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”
― H. Jackson Brown Jr.P.S. I Love You


Salam, Felicia



7 comments :

  1. Entahlah neng
    Abang juga udah kehilangan mimpi Abang
    Skrng Abang terpojok di dinding kamar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahha
      Kasian amat yaah abang...
      Sini adek kasih permen.

      Delete
  2. BENER NIH!
    Cita-cita gue berubah2 sejak kelas 3 smp. apa,ya... mungkin gara2 bingung potensi dan bakat gue di mana. ditambah banyaknya mata pelajaran di sekolah dan dituntut untuk bisa semua, jadinya gak fokus. Sekarang cita-citanya jadi lebih simpel, punya kerjaan dan hidup sejahtera. :')

    ReplyDelete
  3. Dulu saya pengin jadi pilot Gundam, hahaha. Sejak kecil memang sudah bakat halu...

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. hai salam kenal kak tulisan kakak bagus , saya terharu

    ReplyDelete
  6. Bener juga sih, udah banyak berubah dari cita2 masa kecil. Ya mungkin karena udah lebih dewasa dan mungkin lebih realistis ke masa depan sih. Hehe

    Yang penting itu bersyukur dan terus berusaha. 😎

    ReplyDelete