Friday 13 January 2017

Bukan Kita Lagi


Beberapa hari yang lalu gua lagi iseng buka-buka instagram dan ngepoin orang. (hehehe) Bukannya gua udah berubah sih, tapi berhubung gua pulang kuliah naek bus, ga ada lagi hal yang bisa dilakuin di bus selain main HP.
Lo ga bisa baca buku di mobil kan?

Usaha gua ngepoin orang pada akhirnya memaksa gua untuk ngeliat begitu banyaknya foto orang pacaran (#-.-). Mulai dari yang fotonya biasa aja sampe yang luar biasa. Hehehe.
Gua jadi mikirin beberapa temen-temen gua yang pacarannya total banget, yang tiap hari keluar sama cowonya ntah kemana, yang setiap kali kami ajakin keluar selalu ga bisa karena mau bareng pacar, yang ga ada lagi waktu buat ngembangin hobinya dikarenakan semua waktunya habis buat pacaran atau bahkan yang walaupun bisa diajak keluar bareng, tapi tetep bawa pacar.

Gua ga bilang pacaran itu salah.
Tapi lo masih tahan napas beberapa jam tanpa liat dia kan?

Gua jadi mikir, "Kalo one day mereka putus, pasti bakalan sakit banget.". Bukan cuma sakit, tapi bakalan berat juga.
Gimana enggak? Waktu pacaran dia udah ngeluangin semua waktu buat pacar dan ga keluar bareng temen-temen lagi. Atau semua waktunya yang biasanya di pake buat hobi, semenjak pacaran jadi jarang ngerjain hobi. Ngerjain hobi juga sambil chatting.
Dan kalau suatu hari aktifitas pacaran hilang dari peredarannya di bumi, gua rasa, kalo gua ada di posisi dia, gua ga tau mau ngapain lagi.

Kita kan sering tuh denger istilah "Menemukan orang yang tepat".
Tapi malah yang gua liat banyakan "Hilang karena berusaha menepatkan diri".
Gua ngerasa banyak orang yang kehilangan jati dirinya dan larut dalam hubungan berpacaran. Banyak yang berusaha buat jadi orang lain demi orang yang mereka sayang.
Dan akhirnya, kita bukan diri kita lagi.

Kita ga berpikir seperti diri kita sendiri, kita jadi berpikir seperti dia, kita merubah cara berpakaian kita jadi seperti yang dia mau. kita mulai menyamakan hobi dan kegemaran kita buat jadi sama seperti dia. dan kita berusaha untuk jadi "tipe"nya dia. Kita jadi mengikuti pola pikirnya, memilih seperti dia, dan mulai menjalani hidup dengan caranya dia.

Merubah pola pikir memang ga salah selama kita tahu dengan pasti kalau itu membuat kita jadi lebih baik. Dalam hal ini, kita harus bisa milah-milah juga, dalam hal-hal apa saja kita boleh membiarkan diri kita terpengaruh olehnya dan dalam hal apa saja kita harus jadi orang yang mempengaruhi dia.


Banyak orang yang mulai pacaran sejak masih umur-umur labil, tepatnya masa-masa pencarian jati diri. (sekolah dan perkuliahan, terutama sekolah sih...) Masa-masa dimana kita berusaha untuk mengenal diri kita sendiri dan menemukan potensi diri kita.

Pacaran adalah hubungan dimana kita berusaha untuk mengenal pasangan kita kan?
Gimana mungkin kita bisa belajar untuk mengenal orang lain saat kita saja belum mengenal diri kita sendiri? Konsekuensinya yah kita bakalan terbawa arus dan "hilang"


Emangnya apa sih yang membuat kita kehilangan jati diri kita?

Kita kurang percaya diri dan menggantungkan kebahagiaan kita untuknya.

Kita enggak merasa kalau kita itu "cukup" untuknya dan kita takut kehilangan dia. Kita menganggap dia adalah segala-galanya bagi kita sehingga kita mau ngelakuin apa pun supaya bisa sama dia, termasuk menjadi orang lain.

Kita berusaha untuk jadi lebih cantik, lebih gaul, lebih ini dan lebih itu. Akhirnya, kita jadi berubah dan kehilangan jati diri kita. Terkadang kita simply lupa kalau yang awalnya membuat dia tertarik dengan kita, yah kita apa adanya, bukan kita yang berubah untuk dia.

Di samping itu, kita merasa bahwa dia adalah sumber kebahagiaan utama kita, kalau kita ga bakalan bahagia lagi tanpa dia.
Padahal enggak kan?

Masih banyak hal di dunia ini yang bisa membuat kita bahagia, selain dia.

Kita melupakan waktu untuk me time. Kita jadi ga punya waktu untuk diri kita sendiri.
Ini yang gua paling enggan. Ada satu sisi dari diri gua yang merasa pacaran itu agak sedikit "menyita waktu". Kita jadi suka lupa kalau kita perlu waktu untuk diri kita sendiri, dan menikmati waktu sendirian. Kita juga perlu waktu untuk keluar bareng teman-teman dan keluarga kita.

Hidup kita ga melulu soal dia, dan dia bukan pusat hidup kita.
Akibatnya kita jadi jauh dari sahabat-sahabat kita.

Untuk mencegah semuanya itu, jangan pernah lupa kalau kita adalah diri kita sendiri, dan orang yang mencintai kita bakalan mencintai kita karena kita.
# kalimat apa ini???

Hahhaha.

Intinya, jadi diri sendiri aja. Be yourself. Ga usah sibuk jadi orang lain. Karena kita itu unik. Kita harus punya keyakinan diri, dan kenal diri sendiri.
Sebelum kita mencintai orang lain, lebih dulu menerima diri kita sendiri, kalau bukan kita yang terlebih dahulu menerima diri kita? Siapa lagi?



“If you don’t see your worth,
you’ll always choose people who don’t see it either.
So love yourself first.”


Salam, Felicia

9 comments :

  1. Gak usalah menggantungkan kebahagian pd orang lain, karena kebahagiaan itu diciptakan diri kita sendiri

    ReplyDelete
  2. kalo udah gini inget quotes di novel sabtu bersama bapak. tentang nyari pasangan itu yang sama-sama kuat, bukan yang saling mengisi, karena menjadi kuat itu tanggung jawab masing-masing, bukan orang lain :))

    kalo pacaran itu kayaknya bahagoianya 3 bulan pertama doang, abis itu pasti salahs atu pihak mulai berusaha mendominasi hidup pasangannya. :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gua juga sprtnya pernah baca quotes yang sama siih..
      Dan memang bener kalo perasaan cinta itu disebabkan oleh hormon, dan sebenernya hormon itu cuma berjalan selama 3 bulan. Lebih dr itu, perasaan cinta bakalan berubah jadi perasaan lainnya seperti keperdulian, atau rasa sayang..
      Hahahhahaha

      Delete
  3. berdasarkan pengalaman pribadi, ini benar bgt... usia sekolah lebih baik jangan pacaran dh, sebab resiko putus itu besar banget. Kalau putus ya jadi rugi donk, udh buang waktu dan uang banyak. Belum lagi kalau sampai sakit hati dan galau, ini akan mengganggu menyerap ilmu di sekolah.

    Bener bgt, akan lebih baik waktunya dipakai untuk diri sendiri, keluarga dan sahabat dulu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. Memang begitu..
      Karena sekolah kan waktu terbaik kita untuk mengembangkan diri..

      Delete
  4. Hihihi bener sih. Lebih baik jadi diri sendiri. Maksain jadi orang lain itu terkesan terlalu gimana gitu. nanti dicintai karena sebagai orang lain? kan itu menyakitkan. Alhamdulillah, aku selalu bisa menjadi diri sendiri :))

    ReplyDelete
  5. Jatuh cinta itu satu paket. Isinya ada bahagia dan sedih. Jadi itu memang sudah menjadi resiko yang nggak bisa dihindari. Kenyataanya masih banyak jomblo yang berjuang sampai titik penghabisan untuk mendapatkan pacar.
    Kalau pacaran yang dilakukan oleh orang-orang yang masih usia labil sih nggak bisa banyak komentar. Itukan termasuk dalam proses pendewasaan, cuma ya itu. Kadang yang lihat jadi jijik sendiri.

    ReplyDelete