Thursday 8 December 2016

Happily Ever After


“Nggak semua dongeng punya akhir yang bahagia.
Tapi,bukan berarti cerita itu nggak bagus,
atau karakter-karakternya nggak pernah bahagia.
Kadang, sebuah cerita yang bagus punya akhir yang sedih.” 
― Winna EfendiHappily Ever After


Kalian percaya gak sih sama konsep happily ever after?
Kata-kata yang menghiasi hampir semua dongeng yang berakhir bahagia.

Happily Ever After adalah buku pertama karya Winna Efendi yang gua baca. Waktu beli buku ini, gua sama sekali enggak liat pengarangnya siapa, bahkan bisa dibilang gua juga ga bener-bener baca sinopsisnya. Gua beli buku ini simply karena liat judulnya yang unik banget. Seakan kisah yang ada didalamnya penuh dengan kebahagiaan. Sama seperti judulnya.

Gua juga suka banget sama covernya. Unik, kreatif dan penuh warna.

Tenang, gua bukan mau bikin book review kok. Yah, not-so-like book review.
Cuman novel ini buat gua pingin banget bahas tentang happily ever after. Nih gua jabarin sedikit tentang Happily Ever After karyanya Winna Efendi.

Pertama kali masuk ke dalam halaman-halaman novel, gua dipertemukan dengan seorang anak kutu buku kronis yang nerd abis, Lulu. Gua suka banget nama panggilannya.

Lama-lama gua jadi terhanyut dalam kehangatan keluarga kecil mereka. Seorang ayah yang penuh kasih sayang dan seorang ibu yang penuh perhatian. Mereka tinggal di rumah yang baik dari segi designnya maupun keadaan didalamnya, sama-sama penuh dengan kehangatan.



Sewaktu Lulu kecil ditanya," Lulu mau jadi apa kalo udah besar?", malah menjawab "Jadi seperti ayah dong.". Sebegitunyalah kedekatan Lulu dengan ayahnya. Sosok favoritnya di seluruh dunia. Orang yang jadi panutannya, Orang yang paling Lulu sayang.

Gua pikir, pasti di Lulu ini orang yang banyak bergaul di sekolah. rupanya enggak.
Dia sering banget dibully di sekolah simply karena dia berbeda. Dia menolak buat jadi girly kayak cewek-cewek lainnya. Dan mereka mulai memanggilnya penyihir, Lucifer, dan masih banyak lagi.
Buat Lulu, sekolah sama aja dengan medan pertempuran.

And here we meet Karin.
Mantan sahabatnya Lulu, dan Ezra, mantan pacarnya Lulu.

Sakit juga loh rasanya ditinggalin sahabat kita, plus di tinggalin pacar kita.
Dan yang Lulu hadepin adalah: ditinggalin sabahatnya plus ditinggalin pacarnya plus ngeliat sahabat dan pacarnya jadian.

Tapi Lulu masih kuat-kuat aja kok walaupun harus sendiri, karena dia masih punya banyak buku-buku berisi petualangan-petualangan dan keluarga yang menjanjikannya perlindungan.


“Nggak semua cerita punya akhir yang bahagia.
Begitu pula hidup. Bahkan, sering kali hidup punya kejutan tersendiri.” 
― Winna EfendiHappily Ever After


Hidup memang punya kejutan besar buat Lulu dan keluarganya.

Segalanya berubah saat papanya Lulu ternyata mengidap kanker hati. Lulu benar-benar harus belajar bahwa hidup adalah sebuah kesempatan istimewa. Kalau enggak ada yang permanen di dunia ini. Kalau kita enggak bisa stay di satu tempat selamanya. Lulu juga akhirnya belajar gimana rasanya takut kehilangan orang yang paling dicintainya.

Lulu jadi sering nganterin papanya ke rumah sakit untuk pengobatan rutin. And here we meet Eli. Seseorang yang membuat Lulu terkagum-kagum dan mengajarkan Lulu banyak hal.

Gua suka banget dengan sosok Lulu.
Dia yang ga pernah nyerah gimana pun keadaannya.
Dia yang dijauhin dan diejek temen-temen sekolahnya karena ia berbeda, dan walaupun begitu, dia ga pernah nyoba buat jadi orang lain.
Dia yang gak pernah bisa terlepas dari buku-bukunya.
Dan Lulu yang begitu pengagumi sosok ayah.



Novel satu ini punya isi yang beda jauh dengan apa yang gua perkirakan bakalan gua baca. Winna Efendi bener-bener mengangkan konsep Happily Ever After dari sudut pandang yang bener-bener beda.

Kita diajarkan kalau Happily Ever After punya arti yang beda antara di buku dongeng dengan realita. Realitanya, kita perlu bekerja keras untuk Happily Ever After nya kita.

Kembali ke gua. Akhir-akhir ini gua nanya ke diri gua sendiri, apakah gua percaya dengan janji-janji happily ever after yang dulu suka gua baca di buku dan dongeng-dongeng?

Gua percaya.

Gua percaya akan sebuah akhir bahagia, gua percaya kalau bahagia selamanya itu ada. Walaupun beda dari yang ada di story book.

Emosi manusia itu komples. dan karena gua termasuk manusia juga (Eh?), gua juga punya emosi yang kompleks. Terkadang kita bisa ngerasa bahagia sekaligus kecewa, bahagia sekaligus sedih, bahagia sekaligus terharu, bahagia sekaligus marah, bahagia sekaligus terpukul, dan masih banyak lagi.

Kalo dalam konteks cinta, gua percaya kalo suatu hari gua bakalan nemuin seseorang yang bareng-bareng dia bisa buat gua bahagia. Walaupun hubungan itu pasti dibumbui dengan tangis dan pertengkaran-pertengkaran kecil, tapi secara keseluruhan, gua tau gua bahagia.

Dalam hidup juga sama, kebahagiaankah yang kita rasakan tergantung dari bagaimana kita melihat hidup. Walaupun dibumbui dengan kegagalan, kejatuhan, kesedihan, atau mimpi-mimpi yang dikerjar, gua masih memercayai sebuah harapan akan akhir bahagia.

Cinderella adalah kisah yang berakhir bahagia atau enggak, tergantung dari sudut pandang mana.
Lo mau liat dari sudut pandang Cinderella, atau ibu tirinya?

Sleeping Beauty adalah kisah yang berakhir bahagia atau enggak, tergantung dari sudut pandang mana.
Lo mau liat dari sudut pandang Aurora, atau penyihir jahatnya?

Snow White adalah kisah yang berakhir bahagia atau enggak, tergantung dari sudut pandang mana.
Lo mau liat dari sudut pandang Snow White, atau Evil Queen?

Itu semua hanya dilihat dari apa yang kita pilih.

Kalian gimana?


Gua memang udah enggak percaya kalo peri itu ada,
kalo mantra yang buat putri tertidur itu ada,
kalo pangeran berkuda putih masih ada sampe sekarang.
Tapi gua percaya kalo cinta, seorang pria yang tepat,
jadi tua bersama dan happily ever after itu ada.

Gua hanya perlu nyarik my own kind of magic,
my own kind of love, my own kind of happily ever after, and my true love.



Salam, Felicia

18 comments :

  1. Lulu kan cewek, kok kalo udah besar mw jadi sperti ayahnya? Ayahnya kan cowok, berarti lulu kalo udah besar jadi cowok dong?

    ReplyDelete
  2. Wahaha. Gue juga percaya suatu saat nanti akan bahagia selamanya. Ya, caranya dengan menghadapi semua masalah itu sampai Tuhan berkata waktunya pulang.

    Suka banget sama pembahasan sudut pandang itu. Kebanyakan orang emang cuma melihat dari satu sisi saja. Lupa sama sisi lainnya. Seperti kertas HVS misal. Kebanyakan cuma melihat 2 sisi. Padahal masih ada 4 sisi yang hampir gak pernah dilihat, ya empat bagian tipisnya itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget..
      Kita terkadang terlalu fokus ke satu sudut aja

      Delete
  3. aku orang yang nggak percaya sama istilah " dan mereka hidup bahagia untuk selamanya ".
    eh, sama kan yah artinya sama happily ever after?

    mungkin dari kisah cinderella, aku sengaja ngeliat dari sudut pandang cinderellanya, karena dia adalah tokoh utama dari cerita itu. disitu dikatakan cinderella akhirnya menikah dengan pangeran dan hidup bahagia. cerita pun berhenti.
    coba kalau cerita itu di lanjutkan lagi. pasti nggak selalu cerita bahagia yang bakalan mereka alami selanjutnya. ada keadaan dimana nantinya mereka akan dapat masalah baru lagi.

    pertanyaannya, apakah kita bisa menghentikan kehidupan kita di titik atau di posisi saat kita bahagia aja?

    putiapaansih.
    wqwqwq
    duh maafkeun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya siih
      kalo di lanjutin lagi juga pasti bakalan ketemu masalah...
      Tapi bukannya mereka udah janji buat ngadepin itu brsma?

      Delete
  4. kisah cinderella, sleeping beauty hingga snow white itu memang msh blm bs dibilang bahwa mereka hidup bahagia selamanya. itu seperti yg di blg Puti di atas, hehe ceritanya msh blm selesai

    itu karena mereka baru saja menikah, belum menjalani kehidupan sbagai suami istri dlm waktu yg lama, wkwk pasti bakal ada pertingkaian dr kecil hingga besar saat membangun rumah tangga. Bukan tidak mungkin sang pangeran yg gagah itu akhirnya selingkuh, sehingga sang putri pun sedih hingga menggugat cerai xD

    maafkan daku, ini efek nonton sinetron :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaaaaaah
      Tidaaaak!!!!!!
      Jangan merusak angan-angan masa kecil ku..
      hehehhee

      Memang belom selesai siih
      Tapi kan pada dasarnya pernikahan itu sekali utk seumur hidup

      Kebanyakan nonton sinetron yah??

      Delete
  5. Elah kalimat itu selalu menghiasi dongeng-dongeng di manapun...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaah..
      kalo yang suka dongeng pasti familiar bnget sama kalimat itu.

      Delete
  6. Baca ini aku juga jadi merenung, bener juga kata kamu...cerita kek cinderella ga bisa dipandang happy semua kalo yang diliat adalah ibu tiri ama kakak kakaknya

    Heppy cuma buat tokoh utamanya doang, mana tau sama antagonos atau figurannya muaehhehehe

    Klo ceritanya si lulu yang ditinggal pacar yang ditikung sohibnya sendiri sih jelas ngenes ya, jadi pend pukpukin lulu #eh...novel teenlit gini keknya emang konfliknya di seputar masalah itu sih y

    Mengenai kompleksnya perasaan, iya banget. Kadang sedetik gembira ga ketulungan...terus sedetik kemudian bisa nangis2 bombai...hidup itu penuh misteri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perasaan kita itu kompleks banget siih sebenernya.
      #eseeeeh

      Delete
  7. Semuanya kembali pada perspektif masing-masing, jelas. Lebih buka mata, itu juga harus. Kehidupan yang begitu kompleks dan bagaimana manusia mengeksekusi permasalahannya. Bahagia atau enggak, tinggal gimana usahanya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju!
      Kita yang tentuin apa yang kita mau.
      Mau akhir bahagia atau enggak, yah kita harus usaha

      Delete
  8. percaya kalo happily ever after itu ada, tapi kayaknya bukan buat gue deh :'(
    Eh...malah curhat...

    ReplyDelete
  9. hi, salam kenal juga :) sori baru sempet mampir balik hehehehe...

    waktu ABG dulu juga aku termasuk cewe yang menjunjung tinggi konsep happily ever after, makanya suka bete kalo nonton film trus ga happy ending... tapi seiring dengan bertambahnya umur, lama2 mulai sadar kalo ga ada itu yang namanya happily ever after... cinderella pun kan ceritanya mentok ampe dia nikah sama pangerannya, kita mana tau cerita setelah mereka menikah, apakah ada konflik atau engga hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama!
      Gua juga kesel kalo nonton film atau baca novel dan ga happy ending.
      Nyeseknya sampe kebawa mimpi segala.
      Jiwa anak-anak gua masih mendominasi banget yaah?
      Hahahaa

      Delete