Tuesday 25 October 2016

Menjadi sepasang kekasih itu sama seperti sepatu.

Beberapa hari yang lalu waktu gua pulang kuliah, gua duduk-duduk di mobil sambil berkhayal gak jelas. Emangnya apa lagi sih yang bisa gua lakuin di mobil selama nyaris satu jam kalo bukan berkhayal, berpikir, liat hp ngarepin chat dari seseorang (#cieecieeeeee....) dan tidur.

Mulai dari ngebayangin pulang nanti mau makan apa, kapan bisa ngumpul bareng temen-temen SMA lagi, sampe pelajaran besok yang susah banget mau diapain. Gua bahkan semper mikir mau nulis apa lagi di blog yah..?
Hehehe

Tiba-tiba gua denger ada yang lagi bacain sejenis cerita gitu di radio. Yah, berhubung gua dari tadi ngelamun, gua gak nyimak ceritanya deh. Cuma sempet denger kesimpulan atau epilog nya doang. Maafkan diriku yang suka berkhayal ya..

Ini nih yang gua denger:
"... Menjadi sepasang kekasih itu sama seperti sepatu. Cuma ada dua, namun keduanya jelas-jelas memiliki bentuk yang berbeda. Saat dipakai, ia tak pernah berinjak bersamaan, kecuali saat kau melompat. Namun walau begitu, sepasang sepatu selalu memiliki tujuan yang sama. Tempat perhentian yang sama. Saat mencapai tempat perhentian itu, maka kedua sepatu ini akan bertemu kembali."

Saat gua renungkan, ini fakta yang dimiliki oleh sepasang sepatu:
  1. Memiliki warna dan model yang sama
  2. Bentuk yang nyaris sama namun berbeda
  3. Mereka selalu menuju tempat yang sama
  4. Tidak berarti apa pun tanpa satu sama lain

Dan ayo kita hubungkan dengan "sepasang kekasih"

Memiliki warna dan model yang sama.
Bukannya pesimis, tapi gua adalah satu dari sekian banyak orang yang beranggapan kalau dalam yang namanya pacaran, kita dan pasangan kita harus punya persamaan. 

Misalnya dia suka memancing, gua juga suka memancing. 
Dia suka komputer, gua juga suka komputer.
Dia suka makan, gua juga suka makan. 
Dia suka baca, gua juga suka baca.
Dia suka basket, gua juga suka basket.
dan lain lain dan lain lain dan lain lain dan lain lain dan lain lain dan lain lain........

Memang bukan berarti, orang yang gak punya persamaan minat gak bisa bersama. Bukan!
Tapi adanya persamaan membuat kita enggak akan kehabisan bahan pembicaraan, terkadang persamaan minat bahkan membuat kita memiliki cara pandang yang sama akan hidup dan bagaimana kita menyelesaikan masalah.

Kalo lo dan pasangan lo ketemu di perpustakaan, artinya kalian sama-sama suka baca.
Kalo lo dan pasangan lo ketemu di pemeran lukisan, mungkin sama-sama suka lukisan?
Kalo lo dan pasangan lo ketemu di tengah danau, mungkin kalian sama-sama suka buaya.
Kalo lo dan pasangan lo ntah gimana bisa ketemu di forum blogger, mungkin kalian sama-sama suka nge-blog.
dan lain lain dan lain lain dan lain lain dan lain lain dan lain lain dan lain lain........

Sejalan dengan waktu, banyak juga kok pasangan yang dikala mereka semakin dekat dengan satu sama lain, semakin mereka menemukan persamaan diantara mereka.
Sama seperti sepasang sepatu. kalau mereka tidak memiliki warna dan model yang sama, bagaimana mungkin kita bisa menyebutnya "sepasang" bukan?

Dalam perpasangan, kita juga pasti punya persamaan. Entah persamaan yang sudah ada dari awal, persamaan yang menyatukan kita, persamaan yang mempertemukan kita, atau bahkan persamaan yang kita temukan seiring kita melalui waktu bersama.

Bentuk yang nyaris sama namun berbeda.
Memang kita perlu persamaan dalam berelasi. Tapi setiap manusia pasti berbeda kan? Walaupun dia adalah pasangan kita, tetap saja kita adalah dua orang yang berbeda, berasal dari dua keluarga yang berbeda, dan masa lalu yang berbeda.

Memang perbedaan itu sering kali membuat kita bergesekan. Terkadang berakhir pertengkaran, terkadang hanya sekedar adu mulut. Tapi bukankah itu merupakan proses pengenalan? Semakin banyak kira berkomunikasi dengan pasangan kita artinya semakin kita mengenal dia dan belajar menerimanya apa adanya.

Namun perbedaan yang ada diantara sepasang kekasih seharusnya saling melengkapi, bukan malah saling memisahkan dan menjauhkan kan?
Bisa dibayangkan kalau bentuk sepatu sebelah kiri dan sebelah kanan persis sama?
Bagaimana kita bisa mengenakan sepatu itu kan?

Begitu juga dalam berpacaran, kalau gua orang yang ceroboh, gua ingin punya pacar yang telaten. Bisa dibayangkan kalau lo dan pasangan lo sama-sama ceroboh, atau sama-sama pemarah, atau sama-sama manja?
Dunia kalian pasti seperti kapal pecah yah???

Mereka selalu menuju tempat yang sama.
Gua suka banget bagian yang ini. Sepasang sepatu pasti memiliki tujuan yang sama. Tidak mungkin kan sepatu kanan lo jalan sendiri ke kanan, atau sepatu kiri lo jalan sendiri ke kiri?
Iiih..
Serem yah? Hehehe

Begitu juga dalam hal berpacaran, lo dan pasangan lo harus punya tujuan yang sama, supaya kalian bisa berjuang bersama dan gak ada yang akhirnya tersakiti. Apakah tujuan kalian pacaran cuma untuk main-main dan carik pengalaman, ataukah tujuan akhir kalian adalah pernikahan?
Makanya sebelum pacaran cari tau dulu tujuan dan cara pandang pasangan lo tentang hidup, cinta dan pacaran.
Kalo kalian aja gak tau tujuan satu sama lain, gimana mau nyamain persepsi?

Segala setuatu di dunia ini berubah, sikap dan cara kita saling memperhatikan dari mulai masa PDKT, jadian, hingga bertahun-tahun jadian pasti berbeda. Banyak yang bilang kalo masa-masa paling asik dalam berpacaran adalah masa-masa PDKT. Pada masa itu, pasti keduah belah pihak akan berusaha untuk saling menarik perhatian satu sama lain. Saat semua usaha dan keinginan kuat dikerahkan.

Gua malah ngerasa kalau saat PDKT adalah saat-saat kita memakai topeng?
Saat dimana lo berusaha jadi orang lain supaya lo disukai. Saat dimana lo nyembunyiin semua kelemahan lo supaya orang yang lo sukain itu cuma ngeliat kelebihan lo aja. Masa-masa dimana lo bakal senyum-senyum kesenengan cuma karena dia chat lo tiba-tiba, saat yang paling penuh gejolak dan rasa penasaran. Saat dimana komunikasi dan keberadaan kalian satu sama lain cuma sekedar keinginan, bukan kebutuhan.

Next!

Tidak berarti apa pun tanpa satu sama lain.
Ini nih bagian yang gua paling suka. Tidak berarti apa pun tanpa satu sama lain.

Logika aja, kalau sebelah dari sepatu lo ilang, pasti yang sebelah lagi enggak berfungsi apa-apa lagi kan? Pasti akhirnya bakalan kita buang juga. 
Kalo sebelah heels lo patah, pasti yang sebelah lagi bakalan lo patahin juga kan?

Gak mungkin aja kita jalan-jalan make sepatu cuma sebelah.
Sama halnya dengan berpacaran. seharusnya kita juga saling memiliki, melengkapi dan saling membutuhkan. Makanya, saat kita tidak bersama-sama, kita bakal ngerasain kehilangan hebat. Seakan kita telah kehilangan orang yang selama ini saling melengkapi dengan kita.

Dalam berpacaran, saling melengkapi artinya saling menerima kelebihan dan kekurangan.
Kalo lo mikir lo berhak buat ngedapatin yang lebih baik dari dia, same goes to him.
Dia juga bisa ngedapetin yang lebih baik dari loh, but he stays anyway.
Lo gak mungkin kan pake sepatu yang sebelahnya ukuran 36 dan sebelah lagi 40?
Lo mungkin bisa dapetin yang lebih baik, bukan berarti yang lebih baik itu cocok sama lo kan?


I wish I could explain your eyes, and 
How the sound of your voice gives me butterflies.
How your smile makes my heart skip a beat and 
How every time I'm with you. I feel so complete.



No comments :

Post a Comment